April 19, 2009

Dampak Krisis Global Terhadap Negara Indonesia

Krisis ekonomi global telah menghantam kondisi perekonomian di Indonesia secara signifikan. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2009. Indonesia mengalami hambatan yang sangat besar untuk mempertahankan pertumbuhan perekonomian seiring dengan krisis keuangan global yang melanda seluruh dunia. Lembaga Riset Ekonomi Econit Advisory Group memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 akan melambat dan berada pada kisaran 3-4% atau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi sebesar 6% pada tahun sebelumnya. Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya penurunan pada tingkat perekonomian adalah menurunya investasi asing, ekspor, dan juga tingkat konsumsi masyarakat.

Krisis finansial dunia yang ditandai dengan resesi ekonomi pada negara-negara maju telah menyebabkan kebangkrutan perusahaan pada sektor riil maupun finansial yang mengakibatkan menurunnya nilai rupiah. Penurunan nilai rupiah ini terjadi karena hutan perusahaan dalam negeri atau luar negeri. Kebangkrutan yang terjadi juga disebabkan oleh krisis ekonomi sehingga investasi asing menurun dan investor asing menarik modal mereka keluar dari Indonesia sehingga cadangan valuta asing menipis. Padahal alasan utama negara berkembang mengundnag modal asing adlaah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk memeperluas lapangan kerja. Krisis ekonomi juga berdampak pada ketidakmampuan perusahaan membeli bahan baku luar negeri, dan menurunnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa. Untuk mencegah kerugian yang lebih besar sebagian pengusaha mengurangi produksi dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Dengan kondsi perekonomian tersebut mengakibatkan angka pengangguran semakin meningkat karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Tingginya tingkat pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan efek buruk karena masyarakat secara drastis akan mengurangi konsumsi dan belanjanya. Pengangguran secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan nasional dan menyebabkan turunya produk domestik Bruto (PDB). Selain itu juga pengangguran dapat mempengaruhi investasi karena tabungan masyarakat menurun.

Krisis finansial Global yang berpengaruh pada sector riil dapat dilihat dengan makin surutnya pasar ekspor ke negara maju terutama Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa, yang merupakan pasar ekspor utama Indonesia saat ini. Penurunan ekspor dikarenakan melemahnya permintaan produk manufaktur maupun bahan bentah dan harga sejumlah komoditas di pasar internasional. Berdasarkan data daro Badan Pusat Statistik DKI, nilai ekspor mengalami penuunan sekitar 7%. Amerika Serikat (AS) merupakan pangsa pasat terbesar dunia bagi negara-negara eksportir, termasuk China dan Indonesia. Krisis finansial di AS akan membuat AS lebih protektif dalam pasar domestic, sehingga China akan berupaya mengalihkan pasar produknya ke kawasan lain termasuk Indonesia. Kondisi ini akan dapat mengancam kondisi perekonomian Indonesia. Oleh karena di satu pihak tingkat ekspor Indonesia menurun dan di pihak lain tingkat impor produk luar negeri semakin meningkat.

Selain itu juga, dengan menurunnya permintaan produk ekspor AS dalam rangka melakukan tindakan protektif dalam pasar domestiknya, diperkirakan belum mampu diterima oleh pasar-pasar tujuan ekspor lain, hal ini karena AS merupakan pasar dengan daya beli konsumen lebih kuat dibanding negara lainnya. Krisis keuangan global ini akan cukup berpengaruh terhadap industry tekstil yang merupakan industry padat karya. Meskipun naiknya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah cukup menghawatirkan, akan tetapi selama ini pasar ekspor tekstil belum terganggu akibat adanya kontrak jangka panjang. Namun dampak krisis tersebut mulai dapat dirasakan karena sebagain besar perusahaan tekstil mempunyai hutang dalam bentuk mata uang asing termasuk dolar AS. Hal ini sebagai akibat sulitnya akses pinjaman uang dari Bank dalam negeri, sehingga pelaku industri mencari pinjaman kredit ke luar negeri. Akibatnya, pelaku industri harus menanggung beban hutang lebih besar, yang mengakibatkan gulung tikarnya industri tekstil dan hilangnya lapangan pekerjaan yang cukup besar

No comments:

Post a Comment